Praktis, Sistem Fertigasi di Kebun Alpukat

Trubus.id – Model penyiraman sekaligus pemupukan alias fertigasi menjadi solusi praktis di kebun alpukat. Sistem ini membantu efisiensi tenaga dan air sekaligus menjaga produktivitas pohon.

Sugeng Prayitno—bukan nama sebenarnya—mengalami kesulitan saat menyiram pohon alpukat di kebunnya yang luas. Ia harus berjalan kaki cukup jauh dan membawa air dalam jumlah banyak.

Aktivitas itu ia lakukan secara rutin karena satu pikulan hanya cukup untuk dua pohon. Di kebunnya terdapat sekitar 40 pohon dan tiap pekerja hanya membawa 10 kaleng air.

Berbeda dengan kebun di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang mengandalkan selang panjang. Pekerja harus menarik dan memindahkan selang ke pohon berikutnya untuk menyiram.

Tentu saja hal itu membutuhkan waktu dan tenaga ekstra. Maka dari itu, solusi penyiraman yang lebih efisien sangat dibutuhkan.

Andri Priana, pekebun di Kabupaten Pandeglang, Banten, menerapkan sistem fertigasi. Ia menanam 400 pohon alpukat cengkho—juara Lomba Buah Unggul Nasional 2019.

Kini pohon-pohon tersebut berumur sekitar 2,5 tahun dan dipelihara menggunakan sistem irigasi tetes. Sistem ini memungkinkan penyiraman dan pemupukan dilakukan sekaligus.

Andri cukup membuka keran, lalu air menetes dari ujung nozzle di bawah tajuk pohon. Teknologi ini membuat perawatan tanaman lebih ringan.

Ia menggunakan dua tangki besar di kebun untuk menampung larutan pupuk dan air. Tangki pertama berkapasitas 600 liter dan satu lagi untuk air murni.

Sistem ini disebut dossing pump yang mengalirkan larutan pupuk dengan cara injeksi. Pompa yang digunakan pun sederhana dan menggunakan bekas pompa air.

Larutan pupuk yang telah tercampur disalurkan melalui pipa PVC ke masing-masing tanaman. Sistem itu dirancang dalam bentuk bintang untuk pemerataan aliran.

Setiap selang langsung terhubung ke tanaman dengan sistem drip. Tujuannya agar setiap tanaman mendapatkan debit air yang merata.

Andri juga membagi kebun menjadi tiga zona penyiraman. Di tiap zona, air mengalir selama 30 menit sebelum berpindah ke zona berikutnya.

Proses ini dilakukan secara manual dengan mematikan dan menyalakan keran. Meski sederhana, sistem ini cukup efektif untuk pengelolaan air.

Andri berharap kelak sistem dapat berjalan otomatis menggunakan TDR (time delay relay). Alat itu biasa digunakan dalam hidroponik untuk pengaturan waktu penyiraman.

Ia merancang sistem ini berdasarkan pengalamannya sebagai arsitek lanskap. Keahliannya dalam desain taman sangat membantu dalam menyusun sistem irigasi kebun.

Sementara itu, Apendi Nahar, pekebun di Kabupaten Cianjur, belum menggunakan fertigasi karena alasan biaya investasi. Ia menanam 300 pohon alpukat apenina secara manual.

Ia masih menggunakan selang panjang dan sprinkler untuk penyiraman. Namun, seringkali selang tidak cukup panjang dan harus dipindahkan secara berkala.

Hal itu menyulitkan dan menyita waktu kerja di kebun. Kondisi lahan miring juga menjadi kendala dalam mengalirkan air secara gravitasi.

Idealnya, air diambil dari sumber yang lebih tinggi agar bisa mengalir sendiri. Di kebun Andri, lahan tidak terlalu miring sehingga tangki harus diletakkan lebih tinggi.

Kendala lain adalah sumbatan pada nozzle akibat gumpalan tanah. Endapan itu berasal dari air sumur yang dipakai dan sering menyumbat pipa.

Meski begitu, fertigasi tetap menjadi sistem penyiraman masa depan. Ia menghemat air, tenaga, dan mendukung pertumbuhan optimal tanaman alpukat.

The post Praktis, Sistem Fertigasi di Kebun Alpukat appeared first on Trubus.

​Trubus.id – Model penyiraman sekaligus pemupukan alias fertigasi menjadi solusi praktis di kebun alpukat. Sistem ini membantu efisiensi tenaga dan air sekaligus menjaga produktivitas pohon. Sugeng Prayitno—bukan nama sebenarnya—mengalami kesulitan saat menyiram pohon alpukat di kebunnya yang luas. Ia harus berjalan kaki cukup jauh dan membawa air dalam jumlah banyak. Aktivitas itu ia lakukan secara
The post Praktis, Sistem Fertigasi di Kebun Alpukat appeared first on Trubus.  Buah, alpukat, Fertigasi, irigasi, pemupukan, penyiraman alpukat Trubus

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *