Trubus.id-Tanaman katuk mulai dilirik sebagai komoditas alternatif oleh sejumlah petani di berbagai daerah. Selain mudah dibudidayakan, tanaman ini juga bisa memanfaatkan lahan tidur.
Jumadil, warga Dusun Sedau Timur, Desa Pemepek, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah, menanam katuk sejak Juni 2024. Ia tertarik karena perawatannya tidak terlalu rumit dan bisa ditumpangsarikan dengan tanaman lain.
Ia menjadi pelopor penanaman katuk di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Awalnya, ia menanam katuk di lahan seluas 4.500 meter persegi.
Kini, ia menanam katuk—yang dikenal juga sebagai cekur manis di Malaysia—di kebun durian dan alpukat seluas dua hektare. Ia menargetkan perluasan hingga empat hektare.
Setelah itu, ia berencana mengajak petani lain untuk ikut mengembangkan katuk. Ia ingin membuktikan bahwa budidaya dan penjualan katuk bisa menguntungkan.
Poniran, petani katuk di Kecamatan Siantar Sitalasari, Kota Pematangsiantar, juga mulai membudidayakan katuk sejak 2024. Ia mengelola lahan seluas 0,5 hektare.
Targetnya pada tahun 2025 adalah menambah kebun pribadi seluas satu hingga dua hektare. Ia juga mendorong petani lain di Kabupaten Simalungun, Deli Serdang, dan Serdang Bedagai untuk menanam katuk.
Katuk kini menjadi peluang baru dalam pertanian rakyat. Tanaman ini dinilai berpotensi memberikan nilai tambah di lahan yang sebelumnya kurang produktif.
The post Budidaya Katuk Mulai Dilirik Petani appeared first on Trubus.
Trubus.id-Tanaman katuk mulai dilirik sebagai komoditas alternatif oleh sejumlah petani di berbagai daerah. Selain mudah dibudidayakan, tanaman ini juga bisa memanfaatkan lahan tidur. Jumadil, warga Dusun Sedau Timur, Desa Pemepek, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah, menanam katuk sejak Juni 2024. Ia tertarik karena perawatannya tidak terlalu rumit dan bisa ditumpangsarikan dengan tanaman lain. Ia menjadi pelopor
The post Budidaya Katuk Mulai Dilirik Petani appeared first on Trubus. Laporan khusus, budidaya katuk, katuk, liputan khusus Trubus