Pemanfaatan Biomassa Sawit untuk Produksi Bioetanol

Trubus.id-Indonesia kaya akan sumber daya biomasa, terutama dari sektor pertanian dan perkebunan. Salah satunya adalah tandan kosong kelapa sawit yang jumlahnya bisa mencapai 50 juta ton per tahun.

Melalui riset yang dilakukan oleh Prof. Roni Maryana dari Pusat Riset Kimia, Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material, BRIN, limbah kelapa sawit ini berpotensi diubah menjadi bioetanol. Bioetanol ini dapat menjadi substitusi sumber energi dan material, serta bahan kimia yang bernilai ekonomi tinggi.

Bioetanol yang dikembangkan termasuk dalam kategori fuel grade, yang artinya dapat digunakan sebagai bahan bakar. Namun, riset ini masih menghadapi tantangan besar dalam hal proses produksi dan keekonomisan harga.

Menurut Prof. Roni, harga bioetanol fuel grade masih jauh di atas harga bensin jika dibandingkan secara setara. Namun, bioetanol memiliki nilai ekonomi tinggi ketika digunakan sebagai pelarut atau bahan kimia dengan kualitas analytical grade.

Salah satu tantangan utama dalam produksi bioetanol adalah proses pretreatment, terutama dalam memisahkan lignin dari biomassa. Tim peneliti telah mengembangkan berbagai metode delignifikasi menggunakan pelarut basah.

Mereka juga sedang mengembangkan reaktor delignifikasi secara kontinu. Diharapkan reaktor ini dapat menekan biaya proses secara signifikan.

Pada pada siaran BRIN, Prof Roni menuturkan bahwa tantangan lainnya muncul pada tahap sakarifikasi karena masih bergantung pada enzim komersial. Meski begitu, tim juga tengah mengembangkan enzim sendiri di laboratorium yang saat ini masih dalam tahap pengembangan.

Prof. Roni berharap ke depannya dapat dikembangkan sistem terintegrasi untuk produksi bioetanol generasi pertama (G1) dan kedua (G2). Salah satu contohnya adalah pemanfaatan batang sawit hasil replanting yang dapat dipres untuk menghasilkan nira dan padatan.

Nira dari batang sawit mengandung gula sekitar 10 persen dan berpotensi untuk diolah menjadi bioetanol G1. Sedangkan padatan hasil pres dapat digunakan untuk produksi bioetanol G2.

Teknik biorefinery memungkinkan proses produksi bioetanol G1 dan G2 sekaligus menghasilkan produk turunan lain yang bernilai ekonomi. Di antaranya adalah lignin yang banyak digunakan di industri dan glutathione, antioksidan yang dihasilkan dari residu fermentasi.

Dengan kombinasi berbagai pendekatan ini dan upaya efisiensi biaya produksi, Prof. Roni optimistis bahwa riset bioetanol dapat terus berkembang. Harapannya, riset ini tidak hanya berkontribusi pada ketahanan energi nasional tetapi juga membuka peluang komersialisasi bioetanol di Indonesia.

The post Pemanfaatan Biomassa Sawit untuk Produksi Bioetanol appeared first on Trubus.

​Trubus.id-Indonesia kaya akan sumber daya biomasa, terutama dari sektor pertanian dan perkebunan. Salah satunya adalah tandan kosong kelapa sawit yang jumlahnya bisa mencapai 50 juta ton per tahun. Melalui riset yang dilakukan oleh Prof. Roni Maryana dari Pusat Riset Kimia, Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material, BRIN, limbah kelapa sawit ini berpotensi diubah menjadi bioetanol. Bioetanol
The post Pemanfaatan Biomassa Sawit untuk Produksi Bioetanol appeared first on Trubus.  Berita, bioetanol, kelapa sawit, perkebunan, pertanian, riset Trubus

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *