Trubus.id-Tak sulit mengenali jejak kehadiran kumbang kwangwung (Oryctes rhinoceros). Hama utama tanaman kelapa ini kerap meninggalkan ciri khas berupa daun kelapa yang tergunting membentuk huruf “V” akibat serangannya pada pucuk dan pangkal daun muda.
Kumbang kwangwung aktif menyerang saat malam hari dengan menyusup ke ketiak pelepah daun paling atas. Dalam serangan berat, hama ini bisa merusak titik tumbuh tanaman kelapa hingga tanaman tak mampu menghasilkan daun baru dan akhirnya mati.
Serangga dewasa kumbang badak, berwarna hitam dengan bagian bawah cokelat kemerahan, mampu terbang hingga radius 9 kilometer. Mereka juga kerap bersimbiosis dengan kumbang sagu (Rhynchophorus sp.) yang memperparah serangan.
Satu ekor kumbang dewasa mampu merusak rata-rata empat pelepah daun, dan satu pohon kelapa dapat dihuni lima hingga enam ekor kumbang. Serangga betina biasanya bertelur di tempat lembap seperti kotoran ternak, tumpukan sampah organik, atau tunggul kelapa lapuk. Dalam satu siklusnya, seekor betina dapat menghasilkan 49–61 telur. Telur akan menetas dalam waktu dua pekan dan larvanya langsung menyerang.
Selama hidupnya yang bisa mencapai lima bulan, satu ekor kumbang dapat merusak hingga 27 pohon kelapa. Tak heran jika petani menyebut semakin banyak ternak di sekitar kebun, semakin besar ancaman serangan kwangwung.
Pengendalian kumbang kwangwung harus dilakukan secara terpadu. Langkah fisik dan mekanis antara lain membersihkan kebun dari tunggul pohon dan sampah, serta mengolah kotoran ternak menjadi kompos agar tidak dijadikan tempat bertelur.
Secara mekanis, petani bisa mengumpulkan dan memusnahkan larva yang ditemukan pada batang kelapa yang membusuk. Penangkapan serangga dewasa juga menjadi metode yang umum diterapkan.
Pengendalian biologis dapat dilakukan dengan memanfaatkan cendawan entomopatogen Metarhizium anisopliae. Cendawan ini menyerang larva kumbang dengan cara menembus kutikula tubuh serangga lalu tumbuh dan menyebar dalam tubuhnya. Setelah tubuh penuh miselia, serangga mati dan permukaannya ditumbuhi spora cendawan berwarna putih kehijauan.
Petani dapat membuat isolat Metarhizium secara sederhana dengan memendam ulat hongkong dalam tanah. Jika dalam beberapa hari ulat berubah warna menjadi hijau, itu menandakan infeksi cendawan. Namun, untuk efektivitas lebih tinggi, disarankan membeli inokulum siap pakai dari lembaga resmi.
Cendawan ini dapat disebar dalam bentuk larutan yang disemprotkan ke sarang larva atau dalam bentuk tepung dengan dosis 25 gram per meter persegi. Selain cendawan, nematoda entomopatogen seperti Steinernema sp. dan Heterorhabditis sp. juga efektif untuk membunuh larva kumbang.
Nematoda ini masuk ke tubuh serangga melalui lubang alami seperti spirakel atau anus, lalu melepaskan bakteri simbion yang mematikan larva dari dalam. Larva yang terinfeksi menunjukkan perubahan warna dan tekstur jaringan, menjadi lunak dan berwarna mencolok.
Alternatif lain adalah menggunakan virus yang disebarkan melalui kumbang dewasa yang telah terinfeksi. Ketika dilepas di lapangan, kumbang ini akan menularkan virus ke pasangannya saat kawin. Namun, penting memastikan hanya kumbang yang sudah terinfeksi yang dilepas agar hasilnya efektif.
Upaya pengendalian kwangwung tidak bisa ditunda. Jika dibiarkan, populasi hama ini dapat menghancurkan ribuan hektare kebun kelapa. Petani perlu aktif menjaga kebun tetap bersih.
The post Kumbang Kwangwung, Ancaman Serius bagi Perkebunan Kelapa appeared first on Trubus.
Trubus.id-Tak sulit mengenali jejak kehadiran kumbang kwangwung (Oryctes rhinoceros). Hama utama tanaman kelapa ini kerap meninggalkan ciri khas berupa daun kelapa yang tergunting membentuk huruf “V” akibat serangannya pada pucuk dan pangkal daun muda. Kumbang kwangwung aktif menyerang saat malam hari dengan menyusup ke ketiak pelepah daun paling atas. Dalam serangan berat, hama ini bisa
The post Kumbang Kwangwung, Ancaman Serius bagi Perkebunan Kelapa appeared first on Trubus. Perkebunan, hama, hpt, kelapa, kumbang Trubus