Trubus.id-Selama ini, mata ikan tuna sering dianggap sebagai limbah tak berguna dalam industri pengolahan hasil laut. Padahal, bagian itu justru menyimpan potensi luar biasa sebagai sumber nutrisi, terutama asam lemak Omega-3 jenis DHA (docosahexaenoic acid) yang sangat penting untuk perkembangan otak dan kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Melihat potensi tersebut, Prof. Wini Trilaksani dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), IPB University, mengembangkan suplemen kesehatan bernama Vita Docosa. Produk itu dibuat dari ekstrak mata ikan tuna dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak, sekaligus menjadi solusi nyata dalam menekan angka stunting di Indonesia.
“Vita Docosa adalah suplemen kesehatan yang dibuat dari limbah mata ikan tuna yang mengandung Omega-3, khususnya EPA dan DHA,” ujar Prof. Wini dilansir pada IPB University.
Inovasi itu tidak hanya hadir untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, tetapi juga menjawab tantangan ketergantungan Indonesia terhadap produk dan bahan baku impor. Menurut Prof. Wini, pasar suplemen dalam negeri saat ini masih didominasi oleh produk asing.
“Pasar suplemen kita masih dibanjiri produk luar, sementara produk dari dalam negeri hampir tidak ada. Kalaupun ada, bahan bakunya juga masih impor,” ungkapnya.
Padahal, hanya 40–60 persen bagian tubuh ikan tuna yang saat itu dimanfaatkan oleh industri. Sisanya, termasuk mata ikan, berakhir menjadi limbah. Dalam penelitian, kandungan DHA dalam mata ikan tuna mencapai 32–38 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan kandungan DHA pada salmon atau cod impor yang hanya sekitar 12–17 persen.
“Minyak dari mata tuna itu tidak perlu dikonsentratkan lagi. Dengan sedikit proses pemurnian, kandungan DHA-nya bisa mencapai 40 persen,” jelas Prof. Wini.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa masalah stunting bukan hanya berkaitan dengan postur pendek anak, tetapi juga terkait dengan kemampuan kognitif yang rendah. Kekurangan DHA disebut sebagai salah satu penyebab utama rendahnya fungsi kognitif pada anak-anak stunting.
“Apa yang kami khawatirkan adalah anak-anak stunting juga memiliki kemampuan kognitif rendah. Itu berdasarkan hasil riset, salah satunya karena asupan DHA yang tidak mencukupi,” katanya.
Vita Docosa hadir dengan sejumlah keunggulan. Selain berbahan dasar lokal dan diproduksi secara higienis, suplemen itu juga ditawarkan dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan produk impor. Dalam satu kapsul, terkandung Omega-3 (EPA dan DHA), minyak ikan, minyak kelapa murni (virgin coconut oil), serta vitamin E.
Dengan konsumsi dua kapsul per hari, kebutuhan harian DHA sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dapat terpenuhi. DHA tidak hanya penting untuk perkembangan otak dan retina, tetapi juga bermanfaat untuk menjaga fungsi jantung, mendukung metabolisme, dan meningkatkan daya ingat. Oleh karena itu, suplemen itu tidak hanya berguna untuk anak-anak, tetapi juga cocok dikonsumsi oleh remaja, dewasa, dan lansia.
Prof. Wini berharap Vita Docosa dapat menjadi alternatif suplemen gizi yang mudah dijangkau masyarakat serta mampu berkontribusi dalam menciptakan generasi Indonesia yang lebih sehat dan cerdas.
“Indonesia punya laut yang luas dan kekayaan perikanan yang melimpah. Kita seharusnya bisa memanfaatkannya untuk kesehatan dan kecerdasan generasi masa depan bangsa,” pungkasnya.
The post Inovasi Suplemen Mata Tuna untuk Cegah Stunting appeared first on Trubus.
Trubus.id-Selama ini, mata ikan tuna sering dianggap sebagai limbah tak berguna dalam industri pengolahan hasil laut. Padahal, bagian itu justru menyimpan potensi luar biasa sebagai sumber nutrisi, terutama asam lemak Omega-3 jenis DHA (docosahexaenoic acid) yang sangat penting untuk perkembangan otak dan kesehatan tubuh secara menyeluruh. Melihat potensi tersebut, Prof. Wini Trilaksani dari Fakultas Perikanan
The post Inovasi Suplemen Mata Tuna untuk Cegah Stunting appeared first on Trubus. Ikan konsumsi, ikan tuna, inovasi, mata tuna, pertanian, suplemen Trubus