Teknik Menyambung Alpukat Idaman dengan Top Working

Trubus.id – Masalah penyakit tanaman menjadi tantangan serius dalam budi daya avokad. Pengelola PT Perkebunan Buah Subang, Dodi Andria, mengalami hal itu ketika beberapa pohon avokad miliknya terserang cendawan Phytophthora sp. yang menyebabkan kanker batang.

Serangan paling parah terjadi pada varietas dari ras Mexican seperti hass, terutama di lahan miring pada ketinggian 400 meter di atas permukaan laut. Penggunaan fungisida pun tidak memberikan hasil yang memuaskan.

Alih-alih mengganti seluruh tanaman yang terserang, Dodi memilih menerapkan teknik top working yaitu metode penyambungan batang atas dengan varietas unggul di pohon yang sudah ada. Selain menghemat waktu dan biaya, metode ini juga memungkinkan tanaman berbuah lebih cepat.

Tanaman hasil top working umumnya mulai belajar berbuah pada usia 1 hingga 2 tahun, jauh lebih cepat dibandingkan dengan tanaman dari bibit biasa yang baru berbuah setelah 3 hingga 4 tahun.

Teknik top working tak hanya diterapkan pada pohon yang sakit, tetapi juga pada tanaman yang pertumbuhannya kurang optimal. Dodi berharap dapat memperbaiki produktivitas kebun tanpa perlu melakukan penanaman ulang secara menyeluruh.

Strategi ini menjadi salah satu solusi adaptif dalam menghadapi tantangan penyakit dan meningkatkan efisiensi dalam budi daya avokad. PT Perkebunan Buah Subang membudidayakan berbagai varietas avokad di lahan seluas 60 hektare dengan kontur berbukit dan ketinggian yang bervariasi antara 400 hingga 700 meter di atas permukaan laut.

Mereka melakukan eksplorasi varietas avokad untuk mendapatkan tipe tanaman yang paling sesuai dengan kondisi lahan sekaligus memenuhi permintaan pasar. Fokus utama mereka adalah mempertahankan varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit, memiliki produktivitas tinggi, serta rasa manis legit yang disukai konsumen.

Teknik top working menjadi pilihan utama karena lebih efisien dibandingkan dengan menanam dari awal. Metode ini melibatkan penyambungan batang atas (entres) dari varietas unggul ke batang bawah dari pohon yang sudah ada.

Batang bawah dengan sistem perakaran yang sudah kuat mendukung pertumbuhan varietas baru tanpa harus menunggu tahapan awal pertumbuhan bibit. Entres diambil dari pohon induk yang telah terbukti produktif, sehat, dan sudah pernah berbuah.

Panjang entres sekitar 7 cm dengan minimal satu mata tunas. Dalam praktiknya, dua entres disambungkan pada satu batang utama untuk mengurangi risiko kegagalan.

Sambungan yang berhasil ditandai dengan munculnya tunas baru berwarna hijau segar, sedangkan entres yang gagal umumnya berubah warna menjadi cokelat dan tidak menunjukkan pertumbuhan. Menurut dosen agroteknologi dari Fakultas Pertanian, Universitas Swadaya Gunung Jati, Ismail Saleh, S.P., M.Si., teknik top working memang efektif untuk mempercepat waktu berbuah.

Hal ini karena batang bawah yang sudah tua dan kuat mampu menyediakan nutrisi secara optimal bagi pertumbuhan entres. “Batang bawah yang dewasa mampu memasok makanan yang cukup bagi entres sehingga mempercepat munculnya bunga,” ujar Ismail.

The post Teknik Menyambung Alpukat Idaman dengan Top Working appeared first on Trubus.

​Trubus.id – Masalah penyakit tanaman menjadi tantangan serius dalam budi daya avokad. Pengelola PT Perkebunan Buah Subang, Dodi Andria, mengalami hal itu ketika beberapa pohon avokad miliknya terserang cendawan Phytophthora sp. yang menyebabkan kanker batang. Serangan paling parah terjadi pada varietas dari ras Mexican seperti hass, terutama di lahan miring pada ketinggian 400 meter di
The post Teknik Menyambung Alpukat Idaman dengan Top Working appeared first on Trubus.  Budidaya, alpukat, avokad, top wprking Trubus

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *