Trubus.id – Menteri Perdagangan Budi Santoso melepas ekspor produk rempah dan madu produksi UMKM asal Bali, CV Naralia Group. Ekspor ini menandai keberhasilan UMKM menembus pasar Hong Kong.
Nilai ekspor perdana ini sebesar USD 350.000 atau sekitar Rp5,6 miliar. Produk yang diekspor meliputi vanili, kayu manis, pala, dan madu.
Melansir pada laman Kemendag, pelepasan ekspor berlangsung di Lini Cargo, Denpasar, Bali, pada Selasa (29/7). Mendag Busan menyebut momen ini sebagai langkah penting memperluas akses pasar Indonesia.
Ia mengapresiasi kontribusi CV Naralia Group terhadap ekspor rempah dan madu Indonesia. Menurutnya, UMKM Indonesia mampu bersaing di pasar global.
Ekspor ini diharapkan menjadi inspirasi bagi UMKM lain untuk menjadi eksportir. Partisipasi aktif UMKM dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Permintaan global terhadap rempah diproyeksikan tumbuh 5–6 persen selama 2023–2028. Peningkatan ini dipicu oleh kesadaran konsumen akan gaya hidup sehat.
Kesadaran terhadap bahan alami menciptakan peluang bagi ekspor rempah Indonesia. Negara ini punya potensi besar untuk meningkatkan produktivitas dan pangsa pasar global.
Indonesia merupakan eksportir rempah ke-4 dunia setelah India, Vietnam, dan Tiongkok. Komoditas ekspor unggulan Indonesia meliputi lada, cengkeh, dan pala.
Pada 2024, nilai ekspor rempah Indonesia mencapai USD 989,5 juta. Tren pertumbuhan dalam lima tahun terakhir sebesar 1,94 persen.
Pelepasan ekspor ini menunjukkan sinergi pemerintah dan swasta dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Kegiatan ini didukung Kemendag, Disperindag Bali, dan pihak terkait lainnya.
Mendag Busan mengajak CV Naralia Group ikut serta dalam Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40. Pameran tersebut akan digelar pada 15–19 Oktober 2025 di ICE BSD City, Banten.
Keikutsertaan dalam TEI diharapkan memperluas eksposur produk Indonesia di pasar global. Produk rempah dan madu Indonesia berpotensi menembus lebih banyak negara.
Mendag Busan didampingi oleh pejabat Kemendag seperti Sekjen Isy Karim dan Irjen Putu Jayan Danu Putra. Juga hadir Dirjen PEN Fajarini Puntodewi.
Gubernur Bali I Wayan Koster juga hadir dalam acara tersebut. Ia menegaskan komitmen Bali dalam mengembangkan ekonomi non-pariwisata.
Bali mendorong ekspor produk seperti kopi, garam, dan arak Bali. Produk-produk ini memiliki potensi besar di pasar ekspor global.
Koster menekankan pentingnya pengembangan produk dari hulu ke hilir. Ia juga mendorong penambahan aksara Bali pada kemasan produk ekspor.
Direktur CV Naralia Group, Mulianingsih, menyampaikan kebanggaannya atas ekspor perdana ke Hong Kong. Kepercayaan dari buyer menjadi bukti daya saing produk lokal Bali.
Diperlukan waktu lima tahun untuk menembus pasar Hong Kong. Dukungan Kemendag dan kualitas produk jadi kunci keberhasilan ekspor senilai Rp5,6 miliar.
Selain Hong Kong, CV Naralia Group telah mengekspor ke 11 negara. Negara tujuan ekspor antara lain Australia, Fiji, Spanyol, dan Amerika Serikat.
CV Naralia Group memanfaatkan berbagai program Kemendag untuk peningkatan ekspor. Termasuk keikutsertaan dalam pameran seperti TEI, dan promosi dagang internasional.
Program penjajakan bisnis (business matching) membantu mereka mendapat kepercayaan buyer. Kemajuan bisnis mereka tercapai berkat kolaborasi dan dukungan pemerintah.
Pada kesempatan ini, Mendag Busan menjelaskan program UMKM BISA Ekspor. Program ini bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui ekspor UMKM.
Ekspor ditargetkan mendorong pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029. Untuk 2025, Kemendag menargetkan pertumbuhan ekspor berkelanjutan sebesar 7,1 persen.
UMKM BISA Ekspor berfokus pada peningkatan daya saing dan adaptasi pasar. Inovasi produk, pemenuhan standar internasional, dan peningkatan SDM jadi bagian program.
Program ini juga mendukung promosi dan pemasaran internasional. Termasuk melalui pameran dagang, misi dagang, dan penjajakan bisnis.
Kemendag menghubungkan UMKM dengan buyer lewat 46 perwakilan di 33 negara. Selama semester I 2025, 609 UMKM telah difasilitasi oleh Kemendag.
UMKM tersebut berasal dari berbagai sektor seperti furnitur, pertanian, dan fesyen muslim. Total transaksi yang tercipta mencapai USD 87,04 juta atau Rp1,4 triliun.
Kemendag juga memperkuat kolaborasi berbagai pihak untuk pengembangan ekspor. Termasuk mendorong potensi desa-desa di seluruh Indonesia.
Saat ini, 2.332 desa telah diidentifikasi untuk menjadi bagian dari program Desa BISA Ekspor. Mereka akan didampingi untuk mengembangkan potensi produk ekspor secara berkelanjutan.
The post UMKM Bali Tembus Pasar Hong Kong Lewat Ekspor Rempah dan Madu appeared first on Trubus.
Trubus.id – Menteri Perdagangan Budi Santoso melepas ekspor produk rempah dan madu produksi UMKM asal Bali, CV Naralia Group. Ekspor ini menandai keberhasilan UMKM menembus pasar Hong Kong. Nilai ekspor perdana ini sebesar USD 350.000 atau sekitar Rp5,6 miliar. Produk yang diekspor meliputi vanili, kayu manis, pala, dan madu. Melansir pada laman Kemendag, pelepasan ekspor
The post UMKM Bali Tembus Pasar Hong Kong Lewat Ekspor Rempah dan Madu appeared first on Trubus. Berita, ekspor, Kemendag, madu, rempah Trubus