Katuk Kian Dilirik, Ini Alasannya

Trubus.id—Tanaman katuk yang dahulu dikenal sebagai sayur pelancar air susu ibu (ASI), kini mulai dilirik industri karena terungkap memiliki manfaat lain di bidang pakan ternak (feed) dan makanan (food).

Hasil penelitian Prof. Dr. drh. Agik Suprayogi, M.Sc. dan rekan dari Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB), Institut Pertanian Bogor (IPB), membuktikan bahwa daun katuk berpotensi sebagai suplemen alami untuk meningkatkan produktivitas sapi perah.

Agik dan rekan meneliti pengaruh pemberian daun katuk sebagai pakan tambahan (suplementasi) terhadap jumlah produksi dan kandungan gizi susu pada sapi perah.

Penelitian yang termaktub dalam Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI) itu menyebutkan bahwa Agik dan rekan memberikan ekstrak daun katuk berbagai dosis pada sekelompok sapi perah yang terbagi menjadi beberapa kelompok.

Masing-masing kelompok mendapat perlakuan berbeda. Ada yang tidak mendapat daun katuk
(kontrol). Ada yang memperoleh ekstrak daun katuk dosis rendah, sedang, hingga tinggi.

Selama beberapa pekan, tim peneliti mengukur dan menganalisis produksi susu dan kandungan gizinya seperti lemak, protein, dan laktosa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian 150 gram ekstrak daun katuk per hari meningkatkan produksi susu 40% dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Kandungan nutrisi susu juga meningkat, terutama kadar lemak dan protein, dua komponen penting dalam kualitas susu. Bagaimana duduk perkara ekstrak daun katuk meningkatkan produksi dan kualitas susu sapi?

Agik dan rekan menyatakan bahwa daun katuk mengandung senyawa aktif seperti sterol, polifenol, dan flavonoid yang diduga berperan sebagai galaktogog, yaitu zat yang merangsang produksi susu. Senyawa itu bekerja merangsang hormon yang bertanggung jawab dalam pembentukan dan sekresi susu (prolaktin), baik pada manusia maupun hewan.

Selain itu daun katuk juga kaya antioksidan dan nutrisi yang mendukung kesehatan kelenjar susu dan memperbaiki metabolisme tubuh sapi. Dengan begitu sapi bisa lebih efisien dalam mengubah pakan menjadi susu.

Katuk menjadi  tren beberapa tahun belakangan ini. Ketua Asosiasi Petani Katuk Indonesia (APKI), Permadi Kusumah, S.P. mengatakan bahwa katuk tamaman berpotensi besar karena bermanfaat untuk sektor peternakan dan unggas.

“Ini peluang besar sehingga kita membentuk APKI,” kata Permadi.

Organisasi yang terbentuk pada 2024 itu semula hanya beranggotakan puluhan orang. Kini jumlah anggota sekitar 500 orang yang tersebar di berbagai daerah.

Saat ini APKI memiliki 15 dewan pimpinan wilayah (DPW) dan tidak menutup kemungkinan
bertambah. Permadi juga menanam katuk di lahan 1 ha di Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, tetapi baru setengah lahan yang tertanam.

The post Katuk Kian Dilirik, Ini Alasannya appeared first on Trubus.

​Trubus.id—Tanaman katuk yang dahulu dikenal sebagai sayur pelancar air susu ibu (ASI), kini mulai dilirik industri karena terungkap memiliki manfaat lain di bidang pakan ternak (feed) dan makanan (food). Hasil penelitian Prof. Dr. drh. Agik Suprayogi, M.Sc. dan rekan dari Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB), Institut Pertanian Bogor (IPB), membuktikan bahwa daun katuk berpotensi
The post Katuk Kian Dilirik, Ini Alasannya appeared first on Trubus.  Laporan khusus, budidaya katuk, katuk, liputan khusus, majalah trubus, olahan katuk, potensi katuk Trubus

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *