Tren Pertanian Organik Menguat, Inovasi Jadi Kunci Keberlanjutan

Tren pertanian organik kian mendapat perhatian masyarakat, baik di tingkat nasional maupun global. Sistem budidaya yang menekankan pada pengelolaan ekosistem alami tanpa bahan kimia sintetis ini dipandang sebagai solusi strategis menuju pangan berkelanjutan.

Selain menjaga kesehatan manusia dan lingkungan, pertanian organik juga membuka peluang pasar domestik hingga ekspor. Namun, di balik prospek yang menjanjikan, jalan menuju pertanian organik berkelanjutan masih penuh tantangan.

Kepala Pusat Riset Tanaman Perkebunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Setiari Marwanto, menegaskan bahwa kesadaran masyarakat terhadap pangan sehat dan ramah lingkungan terus mendorong pertumbuhan pertanian organik di berbagai negara.

“Pertanian organik bukan sekadar gaya hidup, melainkan solusi nyata untuk menjaga kelestarian ekosistem, meningkatkan kesejahteraan petani, dan memastikan ketahanan pangan di masa depan,” ujarnya dilansir dari laman BRIN.

Meski begitu, Setiari mengakui masih banyak kendala di lapangan, seperti produktivitas yang relatif rendah, keterbatasan pupuk organik berkualitas, distribusi dan akses pasar yang belum optimal, hingga biaya sertifikasi organik yang memberatkan petani kecil.

“Di sinilah peran inovasi dan teknologi menjadi sangat penting. Dukungan teknologi digital, IoT, hingga kecerdasan buatan dapat membantu petani mengelola lahan secara presisi, memantau kondisi tanah dan iklim secara real-time, serta mengurangi ketergantungan pada input kimia,” jelasnya.

Pestisida Nabati, Belajar dari Kekayaan Hayati Nusantara

Peneliti Ahli Utama BRIN, Prof. Agus Kardinan, menyoroti peran pestisida nabati dalam mendukung sistem organik. Sebagai solusi, ia mendorong pemanfaatan tanaman lokal seperti tembakau, daun mimba, akar tuba, serai, nilam, hingga jeruk purut yang mengandung senyawa aktif pengendali hama. Menurutnya, selain ramah lingkungan, pestisida nabati juga memberi nilai tambah ekonomi.

“Bayangkan, harga metil eugenol bisa mencapai Rp1,2 juta per liter, padahal bahan bakunya selasih tumbuh subur di pekarangan kita,” jelasnya.

Agus juga mengajak peneliti muda untuk mendorong hilirisasi produk, tidak berhenti pada publikasi akademik. “Ilmu harus berlanjut ke komersialisasi agar benar-benar bermanfaat,” tegasnya.

Teknologi Ramah Lingkungan untuk Kendalikan Hama

Peneliti Ahli Utama BRIN lainnya, Samsudin, menekankan bahwa pengendalian hama dalam pertanian organik memang memiliki tantangan tersendiri karena tidak menggunakan pestisida sintetis.

“Kecepatan kerja pengendali hayati relatif lambat, sementara potensi serangan Organisme Pengganggu Tanaman tetap tinggi. Karena itu, strategi pencegahan dengan teknologi ramah lingkungan sangat dibutuhkan,” jelasnya.

Ia mencontohkan inovasi seperti biopestisida berbasis patogen serangga, atraktan alami, asap cair, hingga minyak nabati. Selain itu, teknik budidaya seperti rotasi tanaman, tumpangsari, dan sanitasi kebun juga terbukti mampu menekan populasi hama.

Menurut Samsudin, teknologi pengendalian hayati harus menjadi arus utama. “Bukan sekadar alternatif, tapi solusi utama dalam sistem pertanian organik,” ujarnya.

Selain pengendalian hama, Achmad Rachman dari Lembaga Sertifikasi Organik INOFICE menekankan pentingnya kualitas tanah. Ia menyebut tanah sehat sebagai pondasi sistem organik yang sukses.

“Pupuk organik berkualitas mampu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan aktivitas mikroba, serta memperkuat daya tahan tanaman terhadap penyakit,” katanya.

Menurutnya, pengelolaan tanah terpadu dapat mendorong produktivitas sekaligus meningkatkan daya saing produk organik Indonesia di pasar global.

Dengan kesadaran yang terus meningkat, dukungan teknologi, dan pemanfaatan kekayaan hayati nusantara, pertanian organik di Indonesia memiliki peluang besar untuk berkembang. Tantangan masih ada, tetapi inovasi yang berkelanjutan diyakini mampu menjawabnya.

The post Tren Pertanian Organik Menguat, Inovasi Jadi Kunci Keberlanjutan appeared first on Trubus.

​Tren pertanian organik kian mendapat perhatian masyarakat, baik di tingkat nasional maupun global. Sistem budidaya yang menekankan pada pengelolaan ekosistem alami tanpa bahan kimia sintetis ini dipandang sebagai solusi strategis menuju pangan berkelanjutan. Selain menjaga kesehatan manusia dan lingkungan, pertanian organik juga membuka peluang pasar domestik hingga ekspor. Namun, di balik prospek yang menjanjikan, jalan
The post Tren Pertanian Organik Menguat, Inovasi Jadi Kunci Keberlanjutan appeared first on Trubus.  Berita, bahan organik, pertanian organik, tren organik Trubus

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *